Kelas 6 Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 1

Kelas 6 Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 1 Halaman 53 - 60



Pamanku, Lurah Idola

Ini cerita tentang pamanku, Badi namanya. Ia seorang lurah di desanya. Warga biasa memanggilnya dengan sebutan Pak Lurah. Tetapi, aku tahu mereka mengenal dekat, hormat, serta sayang kepada beliau. 

Walau menjabat sebagai lurah, pamanku hidup sederhana. Gaji dan fasilitas yang diperolehnya tidak digunakan untuk kepentingan pribadinya. Rumahnya tetap mungil sederhana, hanya berlantai semen. 

“Ah, untuk apa rumah mewah, berlantai keramik? Yang penting bersih dan nyaman saja. Lantai semen justru terasa lebih dingin kan?” ujarnya Ketika aku mengomentari rumahnya. Ternyata, dari cerita bibi aku tahu. Paman menyisihkan gajinya justru untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Dibangunnya balai belajar sederhana untuk tempat warga belajar membaca. Paman ingin warganya maju. Ia ingin warganya melek informasi. 

Membaca merupakan salah satu cara untuk membuka pintu informasi. Bergantian dengan bibi, di sore hari, paman mengajar membaca di balai belajar. Ia sabar dan penuh canda, sehingga warga tak sungkan belajar dengannya. Kadang warga seperti lupa, bahwa sang guru adalah lurah, pejabat pemerintahan desa. Paman sedikit demi sedikit juga menyediakan berbagai buku di balai belajar. Berbagai buku disediakan, seperti buku bercocok tanam, pemeliharaan hewan, atau buku pengetahuan umum tersedia di sana. Ia selalu menyisihkan sebagian gajinya untuk membeli buku di pasar buku bekas.

Bukan hanya memikirkan kesejahteraan warganya, pamanku juga selalu bermusyawarah dengan warga sebelum menentukan kebijakan. Aku ingat, pernah sekali waktu sekelompok investor datang menemui paman. Mereka ingin membangun toko swalayan di desa. Sebagai lurah, paman dapat saja langsung menyetujui, tetapi paman justru mengumpulkan warga untuk berdiskusi. Dikemukakannya dampak positif dan negatif jika ada toko swalayan di desa mereka.  

Sebagian besar warga tidak setuju karena khawatir akan mengalahkan usaha kecil warga. Warung dan pasar tradisional akan tersaingi. Tanpa ragu paman pun menolak rencana pembangunan toko swalayan tersebut. 

Aku yakin, banyak warga yang ingin dipimpin oleh lurah seperti Pak Badi, pamanku. Seorang pemimpin yang memilih untuk tidak menjulang tinggi di tengah kesederhanaan warganya. Seorang pemimpin yang memilih untuk berjuang maju bersama warganya.



PKn KD 3.1

Makna Sila Ketiga Pancasila dan Penerapannya Sehari-hari

Sila ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia” memiliki makna dan nilai persatuan. 

Perhatikan nilai-nilai yang dimiliki oleh tokoh pemimpin pada teks berjudul “Pamanku, Lurah Idola” di atas. Sebagai seorang pemimpin, ia sedang mengamalkan nilai-nilai persatuan. Apa yang dilakukannya merupakan wujud dari cintanya terhadap tanah air. Berikut nilai-nilai yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila, yaitu “Persatuan Indonesia”.
1. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara apabila diperlukan.
2. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
3. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air  Indonesia.
4. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
5. Memajukan persatuan dan kesatuan bangsa.


Makna dan nilai sila ketiga Pancasila:
  • Menempatkan kepentingan, keselamatan, persatuan, dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan. 
  • Mempunyai rasa cinta kepada tanah air, bangsa serta negara dengan cara rela berkorban demi kepentingan bangsa. 
  • Menghormati berbagai keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. 

Contoh penerapan Pancasila, sila Persatuan Indonesia:
1. Cinta terhadap Tanah Air demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Mencintai dan mengonsumsi produk dalam negeri agar perekonomian menjadi lebih maju.
3. Mengutamakan segala kepentingan negara yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional Indonesia.
4. Berusaha untuk menghasilkan prestasi yang dapat membanggakan bangsa Indonesia, baik di tingkat nasional maupun internasional.
5. Meningkatkan kreativitas dan inovasi dari diri sendiri untuk memajukan bangsa Indonesia. Memperluas pergaulan dengan orang-orang baru dari berbagai daerah.
6. Menghargai dan menghormati kebudayaan daerah lain.
7. Tidak menyebarkan kebencian dan permusuhan.
8. Saling menghormati perbedaan agama, suku, dan kebudayaan.
9. Menjaga kedaulatan bangsa.
10. Menjaga jalinan persaudaraan sesama Bangsa Indonesia.


Bahasa Indonesia KD 3.3

Pesan dari Teks Pidato

Pidato yang baik adalah pidato yang disampaikan dengan bahasa yang lugas dan disampaikan secara runtut. 

Oleh karena itu, pidato harus dirancang agar menjadi pidato yang singkat dan padat serta pesan di dalamnya tersampaikan dengan baik. 

Pesan dari pidato yang disampaikan biasanya diucapkan oleh orator dengan penekanan atau intonasi suara tertentu. 

Hal ini bertujuan agar audiensi dapat menangkap pesan dari pidato. 

Teks pidato harus memuat:

1. Salam pembuka
Berisikan kalimat sapaan (selamat pagi, selamat siang, selamat malam, dan lain-lain)

2. Pendahuluan
Memaparkan topik permasalahan yang akan dibahas. Kali ini, kamu akan membahas pengamalan persatuan dan kesatuan di lingkungan, yaitu meningkatkan kualitas warga. Kamu akan membantu adik kelas atau warga di lingkungan rumahmu untuk membaca.

3. Inti
Berisikan pembahasan topik secara lengkap. Kalimat ajakan atau bujukan digunakan untuk mengajak pendengar melakukan kegiatan yang diharapkan. Keterangan lengkap tentang topik disampaikan secara rinci.

4. Penutup
Penyampaian rangkuman atau intisari topik yang telah disampaikan.

5. Salam penutup
Berisi kalimat salam penutup seperti ‘terima kasih’.


Kamu akan berpidato bergiliran di hadapan adik kelas dan guru-gurumu di pertemuan berikutnya.

Sesuai dengan pidato yang dibuat masing-masing peserta didik, misal:

- Salam Pembuka
Selamat pagi Bapak, Ibu, dan teman-teman semua. Hari ini, kita akan saling menyebarkan dongeng dan pengalaman pentingnya budaya membaca.

- Pendahuluan
Membaca merupakan sebuah keharusan bila kita ingin menguasai dunia. Melalui membaca, pandangan kita menjadi lebih terbuka terhadap tidak kita ketahui sebelumnya.

Sebelumnya membaca identik dengan buku, di zaman yang serba digital ini membaca tidak hanya terpaku pada buku alasannya yaitu segala warta terkini telah tersedia di dunia maya.

- Inti
Banyaknya buku bacaan di perpustakaan, diharapkan sanggup meningkatkan minat baca peserta didik. Untuk itu marilah kita ciptakan suasana yang nyaman ketika membaca. Lakukan kegiatan secara bertahap.

Misalnya dari selembar, bertahap ke buku yang tipis hingga buku yang tebal.

Selanjutnya cermati apa yang kita baca agar ilmu dalam buku dapat terserap secara maksimal. Marilah kita tumbuhkan minat membaca, untuk menambah wawasan mengenai dunia dan lingkungan sekitar.

- Penutup

Demikianlah pidato saya tentang menumbuhkan minat baca. Terima kasih.

Rangkuman Materi Kelas 6 Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 2 diatas dapat dilihat dalam bentuk ebook/flipbook, dan dapat di unduh dalam bentuk dokumen pdf.


ebooknya bisa dilihat disini


Sumber buku: 

Subekti, Ari dkk. 2018. Tema 7 Kepemimpinan, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Siswa SD/MI Kelas VI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

flipbook Buku Tematik Kelas 6 SD/MI Semester 2 Kurikulum 2013 Revisi 2018 dapat dilihat disini

dan dapat di download dalam bentuk dokumen pdf

Post a Comment