Kelas 6 Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 5

Kelas 6 Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 5 Halaman 91 - 98



SBDP KD 3.3 

Unsur-Unsur Tari dalam Tari Berpasangan 

Setiap jenis tari memengaruhi unsur-unsur dalam tari. 
Unsur-unsur tari merupakan kesatuan dalam tari sehingga menciptakan tari yang indah. 

Unsur Tari
Dalam tarian terdapat berbagai unsur yang saling mendukung sehingga memunculkan perpaduan yang harmonis. Keharmonisan itu akan membuat sajian tari menjadi indah dan menarik. Unsur tari terdiri atas gerak, busana, tata rias, iringan, properti, dan tempat pertunjukan.

1. Gerak
Gerak tari adalah serangkaian gerakan indah dari anggota tubuh yang dapat dinikmati oleh orang lain. Gerak tari diperagakan berdasarkan ruang, waktu, dan tenaga. Ciri khas gerak tari setiap daerah di Indonesia 
berbeda-beda.

Gerak tari terbagi atas dua macam, yaitu gerak murni dan gerak maknawi. Gerak tari murni yaitu gerak yang tidak mengandung arti tetapi tetap mementingkan keindahan. Sebaliknya, gerak tari maknawi mempunyai arti tertentu.

2. Tata busana
Tata busana tari meliputi semua pakaian yang dikenakan penari saat  mempertunjukkan suatu karya tari di atas pentas sesuai peran yang ditampilkan. Tata busana tari disesuaikan dengan konsep, tema, karakter, dan bentuk tarian. Tata busana membantu penonton menangkap ciri sebuah peran atau tokoh. Tata busana juga memperlihatkan kesesuaian hubungan antara peran dengan karakter tarian yang dibawakan.
3. Tata rias
Dalam mempertunjukkan suatu tarian, penari harus merias wajahnya.  Alat-alat rias yang digunakan meliputi bedak, lipstik, pensil alis, dan perona mata serta perona pipi. Tujuan rias wajah untuk mengubah tampilan wajah penari sesuai dengan jenis karakter tarian yang dibawakan. 

4.  Iringan tari
Iringan tari merupakan bunyi-bunyian untuk mendukung suasana penampilan tari. Iringan tari dapat berupa permainan alat-alat music modern atau tradisional. Iringan tari juga dapat berupa bunyi yang berasal dari gerakan tubuh, misalnya tepuk tangan, hentakan kaki, siulan, atau nyanyian. 

5. Properti tari
Properti tari meliputi semua alat yang digunakan oleh penari dalam melakukan gerakan tari. Properti tari dapat berupa selendang, kipas, topeng, piring, kuda kepang, keris, tombak, tameng, atau benda-benda lain. Pemilihan properti tari disesuaikan dengan jenis tari yang akan ditampilkan.

6. Tempat pertunjukan
Seni tari memerlukan tempat untuk mempertunjukkanya. Tempat pertunjukan tari biasa disebut panggung. Secara umum, jenis pentas  tari ada dua: pentas tertutup dan pentas terbuka. Pentas tertutup diadakan di dalam ruang kelas, gedung, atau aula. Sebaliknya, pentas terbuka dapat diadakan di lapangan, halaman rumah, atau bahkan di jalan. 


latihan soal

PKn KD 3.1

Penerapan Nilai Musyawarah dalam Pengambilan Keputusan 

Musyawarah adalah suatu upaya menyelesaikan permasalahan bersama dalam mengambil keputusan untuk mencapai mufakat. 

Dalam bermusyawarah, seseorang bebas menyampaikan pendapatnya walaupun pendapat tersebut berbeda dengan orang lain. 
Jika anggota musyawarah belum mencapai kesepakatan, maka dapat mengadakan voting atau pemilihan suara terbanyak. 



Semangat bermusyawarah untuk mufakat yang telah dilakukan oleh warga sekolah Sudin merupakan pencerminan dari pengamalan sila keempat Pancasila “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”.
Dalam kelompokmu, ayo sampaikan contoh-contoh kegiatan bermusyawarah di lingkungan sekitarmu. Tuliskan hasil diskusimu dalam bentuk tabel seperti berikut.


Dalam kehidupanmu di sekolah, musyawarah sangatlah penting. Kalian bisa bermusyawarah dalam berbagai kegiatan. Namun, ada kalanya kalian tidak dapat melakukan musyawarah. Salah satunya ketika kalian mengerjakan tes atau ujian.

Diskusikanlah dengan kelompokmu tentang kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dengan musyawarah dan kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan sendiri. Tulislah hasilnya dalam bentuk tabel seperti berikut



Bahasa Indonesia KD 3.3

Menyampaikan Teks Pidato (2)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat teks pidato. 
  • Pembukaan; bagian pembukaan berisi salam pembuka dan latar belakang permasalahan. 
  • Isi; bagian isi merupakan hal-hal penting dari maksud pidato. 
  • Penutup; bagian penutup berisi simpulan, saran, ajakan, dan salam penutup. Bagian ini sangat penting karena tersampaikan atau tidaknya maksud pidato kepada para pendengar, dapat dilihat dari respon pendengar setelah bagian penutup pidato disampaikan.
Teks pidato harus memuat:
1. Salam pembuka
Berisikan kalimat sapaan (selamat pagi, selamat siang, selamat malam dan lain-lain)
2. Pendahuluan
Memaparkan topik permasalahan yang akan dibahas. Kali ini kamu akan membahas  pengamalan persatuan dan kesatuan di lingkungan, yaitu meningkatkan kualitas warga. Kamu akan membantu adik kelas atau warga di lingkungan rumahmu untuk membaca. 
3. Inti
Berisikan pembahasan topik secara lengkap. Kalimat ajakan atau bujukan digunakan untuk mengajak pendengar melakukan kegiatan yang diharapkan.  
4. Penutup
Penyampaian rangkuman atau intisari topik yang telah disampaikan.
5. Salam penutup
Berisikan kalimat salam penutup, seperti ‘terima kasih’.

Metode Pidato

4 metode Berpidato yang sering digunakan, yaitu : Impromptu/ spontan, Ekstemporan /Kerangkah, Naskah/ Teks dan Menghafal. Metode-metode tersebut dapat dipilih sesuai kondisi dan tujuan yang digunakan. Dalam praktiknya, kita dapat melakukan penggabungan metode-metode di atas sesuai dengan kebutuhan. Perlunya penggabungan metode dikarenakan setiap metode pidato memiliki kekurangan dan kelebihan, sehingga apabila kita melakukan suatu kaloborasi antar metode akan di dapatkan hasil yang lebih baik. 

1. Impromptu (spontan) 
Metode pidato impromptu adalah membawakan pidato tanpa persiapan yang hanya mengandalakan pengalaman dan wawasan. Dalam metode ini, pembicara menggunakan cara spontanitas (improvisasi). Biasanya, metode ini digunakan untuk pidato yang sifatnya mendadak dan disajikan menurut kebutuhan saat itu. Kelebihan metode impromptu adalah bahasa yang digunakan singkat, sehingga tidak membosankan dan pembicara bebas dalam memilih topik bahasan tetapi tepat sesuai acara. Sedangkan kelemahan metode impromptu adalah terkadang meteri yang disampaikan tidak secara urut / sistematis dan kemungkinan ada hal-hal yang terlupa karena sifatnya mendadak tanpa persiapan. 

2. Ekstemporan (penjabaran kerangka) 
Metode pidato ekstemporan merupakan teknik berpidato dengan menjabarkan materi yang terpola. Maksud terpola yaitu materi yang akan disampaikan harus dipersiapkan garis besarnya dengan menuliskan hal-hal yang di anggap penting. Kelebihan metode ekstemporan yaitu materi yang di sampaikan dapat di ungkapkan secara terurut dan sistematis. Sedangkan kelemahan metode ekstemporan adalah terlihat seakan-akan kurang siap karena perlu menunduk untuk melihat catatan. 

3. Naskah 
Metode pidato naskah adalah berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya. Metode ini biasanya digunakan dalam pidato resmi dimana pembicara selalu membaca naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Cara demikian dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan, karena setiap kata yang diucapkan dalam situasi resmi akan di sebarluaskan dan dijadikan figur masyarakat serta dikutip oleh media massa. Kelebihan metode naskah yaitu pidato terencana dengan baik, lengkap dan sistematis. Sedangkan kelemahan metode naskah adalah membosankan, interaksi dengan pendengar kurang dan terlihat kaku karena mata pembicara selalu melihat naskah. 

4. Menghafal (tanpa teks) 
Metode pidato menghafal yaitu menghafal suatu rencana pidato yang telah dibuat sebelumnya. Kelebihan metode menghafal adalah melatih daya ingat dan tersusun sistematis. Sedangkan kelemahan metode menghafal adalah bila terjadi lupa akan mempengaruhi isi pidato dan mungkin akan menggangu konsentrasi pendengar. 



Pesiapan Berpidato Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini : 
  1. Wawasan pendengar pidato secara umum 
  2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan 
  3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti. 
  4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara. 
  5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb. 

Kerangka Susunan Pidato yang baik : 
  1. Pembukaan dengan salam pembuka dan kalimat pembuka 
  2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi 
  3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll. 
  4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll) 
Berikut ini beberapa prinsip yang perlu diperhatikan agar pidato menarik dan sukses. 
  1. Menguasai materi pidato, apa pun metode yang digunakan. 
  2. Menggunakan bahasa yang efektif dan komunikatif. 
  3. Menggunakan bahasa Indonesia baku, terlebih pidato pada forum resmi. 
  4. Menghindari pembicaraan bermuatan SARA. 
  5. Tidak merendahkan martabat dan harga diri pendengar dan tidak terlalu menggurui. 
  6. Percaya diri tetapi tidak memberi kesan sombong atau angkuh. 
  7. Selalu ingat pada waktu dan pintar membaca situasi.

Rangkuman Materi Kelas 6 Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 5 diatas dapat dilihat dalam bentuk ebook/ flipbook, dan dapat di unduh dalam bentuk dokumen pdf.

ebooknya bisa dilihat disini


Sumber buku: 

Subekti, Ari dkk. 2018. Tema 7 Kepemimpinan, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Siswa SD/MI Kelas VI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

flipbook Buku Tematik Kelas 6 SD/MI Semester 2 Kurikulum 2013 Revisi 2018 dapat dilihat disini

dan dapat di download dalam bentuk dokumen pdf

Post a Comment